Senin, 22 Februari 2010

ILUSI YANG TAK BERJEJAK


februari ini hadir tanpa cita rasa
seperti kekasih dengan senyumannya yang tersamar
sepertinya aku, kau dan mereka membeku dalam perenungan
hingga hasrat akan mawar merah jambu pun lunglai layu
diterpa semilir pembawa awan hujan yang siap menumpahkan segala kepedihan
dan tahukah kau?
selalu ada kasih sayang disini, dihati ini
disaat kertas-kertas bertuliskan definisi cinta yang seperti bayangan
bayangan yang berkacak pinggang dibelakang mu itu,
bayangan penghisap yang haus darah
mereka berkata,
mungkin itu benar...
kemungkinan ini sejenis roh-roh halus yang bergentayangan
dan rasa ini kandas oleh tepukan dada yang membuat ku muak
itukah mau mu dibalik tangis yang syahdu?
laksana meteorit menghujani lembah dijiwa hingga menggelepar
lalu?
karena aku kan ke utara membelah horison senja
ucapkan saja salam pada ilalang
selagi hujan memberinya semangat perlawanan
desing dan desau membahanakan frase-frase tentang ironi yang patriotik
jika saja dunia ini dirajut oleh sulaman rasa
pada perandaian semua jalinan belaka dari anyaman emosi yang menggebu
katakan,
katakanlah...

Disuatu tempat, 22 Februari 2010
Prasasti untuk sebuah perjalanan

Kamis, 18 Februari 2010

TENTANG WAKTU

Kali ini saya sepakat bahwa menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Bagaimana tidak bosan, jika hanya untuk mendapatkan data harian saja kita disuruh menunggu karena orang yang bersangkutan harus mencari-cari dulu dokumen ditumpukan file yang tidak teratur. Saya tidak habis pikir, kenapa hal tersebut masih terjadi? Bukankah revolusi industri sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu? Revolusi yang katanya mengubah pola dimasyarakat dari pola masyarakat agraris ke masyarakat industri dan bukankah penggunaan sistem serta peralatan kerja adalah salah satu ciri dalam masyarakat industri? Lalu, kenapa masih digunakan sistem pengendalian dokumen yang demikian buruk? Berapa banyak waktu yang terbuang dalam sehari hanya untuk mencari-cari dokumen? Berapa banyak waktu yang terbuang dalam seminggu? Sebulan? Setahun?.

Tentu saja kita kita mengenal banyak ungkapan mengenai betapa pentingnya mengefektifkan waktu, kita sangat familiar dengan ungkapan misalnya: "waktu adalah uang" dan atau "waktu ibarat pedang". Namun harus kita akui bahwa pelaksanaannya tentu saja tak seindah kita mengucapkan ungkapan tersebut. Kenapa demikian? Karena untuk bisa berdisiplin terhadap waktu, kita membutuhkan suatu keberanian. Keberanian disini diperlukan karena kita harus melakukan perubahan sikap dari yang asalnya tidak berdisplin terhadap waktu menjadi berdisplin waktu. Lebih jauhnya lagi, dalam melakukan penyesuaian dalam proses perubahan tersebut kita dituntut memiliki pengendalian diri. Hal ini sangat penting mengingat demi tercapainya target dari proses perubahan sikap yang dilakukan.

Ini baru sebatas masalah dokumen, bagaimana jika sudah menyangkut masalah yang lebih mendasar? Masalah tujuan hidup misalnya. Suatu tujuan yang tidak memiliki orientasi waktu pencapaian, maka berpotensi menimbulkan keletihan dan kejenuhan yang berujung pada kerapuhan yang menyedihkan.

Dalam rangka ballighu annii walau ayatan dalam persfektif quu anfusakum wa ahlikum naaran, saya hanya mau mengutip satu ayat yang berbunyi al mubazirina ikhwanu syayathin, maka mari kita katakan: say goodbye to syayathin.....

Rabu, 17 Februari 2010

satu puisi yang tertinggal.....

inilah satu puisi yang tanpa sengaja ditemukan nyempil difolder serba-serbi, sebelum di-delete mending diposting aja dulu. selamat menikmati, semoga belum kadaluarsa hehehe.....

KAMU DIBAWAH HUJAN CAHAYA REMBULAN

sayang,
sore ini hujan membasahi bogor dengan rinainya
membasahi mawar dalam pot dan menggugurkan kelopaknya

sayang,
sore ini hujan membawa lamunanku padamu
pada gemercik rindu

sayang,
sore ini ditelevisi ku lihat savana berilalang liar
adakah itu tempat pertemuan yang kan dijanjikan?
ataukah kita kan bersua dipantai?
dibebatuan karang?
ataukah ku kan menjumpaimu sedang bermandi cahaya rembulan?
entahlah...

sayang,
yang pasti kini aku mengingatmu
sore ini disaat hujan


Merdeka-Bogor, 11 Oktober 2009
Prasasti untuk sang dewi

Senin, 08 Februari 2010

Puisi-Puisi Lama: Nikmati aja....

Puisi 1:
BENDERA PUTIH

setelah sekian lama...
aku putuskan untuk menyerah
terlalu berat menghadapi semua ini
kesepian terlalu kuat untuk aku robohkan

aku tahu, aku tak mungkin memiliki semuanya
tak akan pernah kugenggam seluruh gemerlap asa
tapi kenapa aku tidak mendapatkan salah satunya?
secercah pencerahan dan kehangatan
sebentuk perhatian atas nyanyian sunyi suara hati

terus menggali harap hingga mimpi menimbunku
begitu sesaknya

cukup sudah!!! aku menyerah,
bendera putih ku kibarkan di tiang gantungan
tempatku bertekuk lutut tanpa syarat

engineering room-january, 30, 2008 9:00 pm

catatan:
bendera putih untuk minoritas cinta
bendera putih untuk penderita mindercomplex
bendera putih untuk kaum yang paling menderita atas semua harapan
bendera putih untuk kinerja yang inferior


Puisi 2:
KETIKA CINTA DATANG LEBIH AWAL

aku sedang tidak berharap
aku sedang mencari
mencari sesuatu sampai menemu
bertemu dengan sang pujaan hati
dimana dia?
apakah tlah hadir dalam khayal
ketika sukmanya melayang-layang mengelus kalbu
semilir romantika yang begitu syahdu
lenakan aku dalam beban yang teramat dahsyat
wahai dikau sang penguasa imaji
hadapi aku disini
hadapi aku, satu lawan satu
tunjukan padaku sejenis keanggunan
biar aku rela lepaskan darah dan air mata
berjibaku meraihmu

gudang raw material-rabu, 30 january 2008 17:00


Puisi 3:
OPHELIA

aku tidak sedang berharap
aku sedang mencari
mencarimu sampai menemu
menemukanmu sang pujaan hati
dimana kamu telah hadir dalam angan
jiwamu terbang menuju hatiku

kamu, gadis diseberang mimpi
meniupkan romansa begitu syahdu
membuatku terlana dari beban yang sangat menyiksa

hey kamu !!!
iya, kamu sang penguasa imaji
hadapi aku disini
hadapi aku, satu lawan satu
hadapi aku dengan keanggunan
perlihatkan padaku sebentuk kesahajaan
biar ku rela melepaskan darah dan air mata
berjibaku meraihmu

ppic room-monday, 4-2008 february


Puisi 4:
BUNGA BANGKAI FEMINISME

pagi yang indah,
sambut aku
sambut dengan jemar sinar mentari
menyentuh hangat semangat ini
gelora untuk mengutuk segala bentuk emansipasi
meneriakan sumpah serapah kepadanya
seriang dendang merdu kicauan burung-burung gereja
menyindir arogansi bunga-bunga yang tak tahu diri

pagi yang sejuk,
sambut aku
sambut aku dengan hembusan semilir pencerahan
biar redup kesilauan yang melandanya
melepaskan kesilauan itu dari mereka yang tiba dari "gelap"nya menuju "terang"nya,
kesilauan yang menjadi euforia bunga-bunga temuan pak Raffles itu,

pagi yang cerah,
sambut aku
yang bergegas menuju taman -isme
hendak kusirami dia dengan guyuran pesimistis
biar segera layu
aku tak tahan lagi dengan bau tak sedapnya

ppic room-tuesday, 5-2008 10:00 pm


Puisi 5:
TRANSFORMASI BUDAYA

berjuang melawan diri
dalam siaga, aku memanggul senjata
adakah hasrat menjegal musuh yang menyelinap dalam dada?
gerangan cita sedang bermuram durja?

masih layakkah disebut pejuang?
saat semilir perubahan menerpa
saat genderang peradaban ditabuh
berdiri dibawah bendera revolusi yang berkibar enggan

semoga belum terkapar
semoga tetap teguh bertahan
syahdan fajar baru terbit
biar mati setelah berarti

ppic room-friday, february 8 2008


Puisi 6:
TAK BISA, TIDAK UNTUK SAAT INI !!!

gadis,
kau tak akan pernah bisa menyentuhku
aku sudah beku
meski kau terus mencoba
aku sudah lupa,
aku sudah lupa akan arti rasa "itu"
jika hanya berupa desir-desir asa
sekedar harap yang membungkus cakrawala senja
entah kapan ku terakhir kali mengingatnya
gadis,
aku sudah lupa

gadis,
mungkin saja kita bicara tentang "itu"
bila kau terus memaksa
kita bicara diatas norma yang mengikat erat
jangan jadikan ini ritual pagan dalam upacara persembahan
ku mohon ......
inilah kaidahnya,
membuat kita layak disebut manusia

gadis,
tak perlu kau memalingkan wajahmu jika tak setuju
jangan dengan senyum sinismu,
jangan kau sayat pedih kemanusiaanku
gadis,
jangan paksa itu terjadi
jangan biarkan kanibalisme saling memangsa hasrat
jangan biarkan "itu" menjadi berlaku atas diri kita
berlakulah sebagaimana mestinya
diantara saling sengketa pertentangan yang tak bertautan
jangan sampai terjadi diantara kita
jangan ada sebuah kontradiksi,
kontradiksi yang membuat jiwa-jiwa patah hati

gadis,
tolong hentikan
ku harap hentikan sekarang juga
belajarlah untuk terbebas dari belenggu
gadis,
tataplah mataku
jangan biarkan dirimu tersiksa hal semu
jadi tolong hentikan
lebih baik kita sibak tirai kabut diantara kita
gadis,
ku harap hentikan sekarang juga

gadis, dengarlah dentang lonceng menggema
seperti nafsu mu terus memburu
seperti detak jarum jam yang terus memacu
gadis,
kau harus segera berlari

gadis,
jangan gunakan "itu"
gemerlap indah binar matamu
serupa gugusan galaksi memahkotai semesta
jangan gunakan "itu"
dengan benderangmu yang coba meluruhkan ku
gadis,
aku yakin kau tak akan kuasa menerangi hatiku yang pekat

gadis,
sudahlah ......
kau dengan derai tawamu "itu"
jelmaan sejenis gelombang hendak memecah batu karang
serupa ombak saling menggulung
mencoba mengikis pantai dengan belaiannya penuh gairah
seperti "itu",
kesendirianku hendak kau buat tak berdaya
kesendirianku hendak kau terjang dengan hasratmu
gadis,
sudahlah ......

gadis,
kenapa kau harus berlaku begitu menggoda
menjamah nakal fantasiku supaya menggila
menjelma dihadapanku selayak dewi Tara
gadis,
ada satu yang tak bisa kau ubah
aku tetap teguh dalam dekapan erat ambisiku

engineering room-wednesday, february 13 2008 6:30 pm


Puisi 7:
LITERATUR REVOLUSI

apa daya bahtera kita sudah kandas
tinggal bertumpu pada biduk untuk melaju
menyampaikan revolusi hingga pelabuhan harapan
selagi bisa meninjau bintang timur penuh kemilau
selagi ada semangat dan kerja keras mendesing menderu padaku
gugusan pengalaman dan percaya diri menyeru sebuah kerinduan
aku untuk transformasi budaya

engineering room- wednesday, february 13 2008


Puisi 8:
VICIOUS CIRCLE

bertahan sampai esok pagi
bertumpu pada asa yang tersisa
mengeluh akan energi habis tercurah
diriku harus berbagi dengan siapa?

harus bertahan,
paling tidak sampai fajar menjelma
merindu kehangatan entah dimana
terpaku letih meronta

bertahan hingga mahluk baru ini kembali tercipta
saat syayathin mengajakku berdansa
bertafakur akan sebuah ironi
aku berada dalam lingkaran syetan

ppic room-saturday, february 16 2008 6:30 pm


Puisi 9:
LELAKI PENCEMBURU

Mahluk ini, lawan jenismu, menatap penuh tanya
Menelanjangimu dengan tatapan curiga
Memasungmu hingga terlampiaskan seluruh hasrat

ppic room with my friend-wednesday 21 2008 05:00 pm


Puisi 10:
PEJUANG DAN DIRINYA

apa kabar perjuangan?
letih itu kini menghampiriku
menghampiri semangat tersisa
letih dengan kesendirian
aku terjerumus sepi

masih juga belum ada yang mengerti
orang semakin tak peduli
bagaimana aku harus memahami ini?
adakah sabar tiada berbatas itu?
Dimana dapat ku raih api abadi yang bisa menghangatkan dan menerangi?
aku dengan seribu tanya

dan sampai pada suatu akhir,
kesepian itu tersentuh lembut
diusik sesosok bayangan yang singgah dalam tidurku
membentangkan mimpi indah itu menjelang fajar
gerangan romansa menarik seluruh imajinasiku kedalam pusaran bimbang tak bertepi
aku digoda mimpi

aku,
yang terbelenggu segala norma
tak berdaya menghadapi khayal yang terus menggerogoti
sampai kapankah kisah ini berlanjut?
entahlah,
mungkin sampai kenyataan menegurku dengan hantaman yang pahit
aku tersenyum getir

ppic room, wednesday, february 21 2008 05:00 pm


Puisi 11:
KIRANA

Inilah hal yang paling ku benci
Pada saat melihat dirimu begitu mengagumkan
Dan jemari asa ini tak sanggup menyentuh mu
Persetubuhan harapan dan kenyataan adalah ilusi

Dirimu,
Lihatlah dirimu bagai pelangi
Dalam hasrat ku,
Serupa cakrawala ingin memeluk sang juwita

Hadirlah dihadapan ku
Hadirlah,
Meski hanya sekilas dalam bayangan
Hadirlah untuk saat ini
Saat kontradiksi adalah sebuah tragedi
Ambisi dan realitas yang tak kunjung berjabat tangan
Tapi, kau tetap seorang idaman

June 05, 2008


Puisi 12:
DIAM-DIAM JATUH CINTA

Manis,
Tidakkah kau rasakan hangatnya hembusan nafas ini
Meniupkan asmara penuh cita
Untuk mu....
Hanya untuk mu

Manis,
Tidakkah kau lihat binar cerah dimata ini
Memancarkan cinta penuh harap
Dalam diriku....
Terlalu lama,
Dan terpendam di dada

Manis,
Tidakkah kau dengar debaran dijantung ini
Memacu rindu penuh pesona
Dalam hentakan geloranya sampai ke nadi
Tentang mu....
Adalah tentang mu

Manis,
Tidakkah kau tahu
Aku jatuh cinta pada mu
Dalam diam....
Dan tidak akan pernah terucapkan

September 11, 2008


Puisi 13:
SATU YANG MEMBERI ARTI

Adakah dirimu serupa pelangi
Raut sempurna refleksi seberkas cahaya
Ilusi berkata; "engkaulah sang pelipur lara"
Nusa indah peredam gelora emosi
Ibarat peri, kelembutannya menyentuh getar keterasingan

Nirmala, terpancar jelas dari pijar mata mu
Untaian mutiara laksana hari-hari mu hadir disisi
Riak-riak menandakan keceriaan kembali terhembuskan
Adalah dirimu mengguratkan lingkar abadi

October 09, 2008

Catatan:
for my sweet girl, friends forever


Puisi 14:
PROLOG BURAM SEORANG LELAKI

Jingga itu,
Lembayung yang bertaut pada cakrawala
Aku terpekur,
Dia telah pergi
Mungkin,
Mungkin ini bukan waktu yang tepat
Malam kelabu,
Rembulan yang murung dilangit kelam
Adakah telah hadir?
Untaian makna yang terukir dalam tulang dan hati
Dewi, menjelmalah menjadi sebuah esensi
Dan akan tiba saatnya
Saat aku untuk mengerti
Makna tentang "berpisah untuk bersatu"
Makna tentang "bersatu untuk kemudian berpisah lagi"
Akan tiba saatnya,
Saat aku untuk mengerti
Diingat sepanjang hidup dengan rasa terima kasih

Sukabumi, 21 Nopember 2007 12:33 dalam mendung dan galau


Puisi 15:
DUALISME BIRU

Aku masih disini,
Pada hari-hari di musim penghujan
Menyambut fajar di pagi buta
Melepas senja pada temaram malam
Berdiri serupa mercusuar
Berlumut dan kesepian
Serunai kelabu menusuk pilu
Berpijar cahaya yang mulai pudar
Aku masih disini,
Dalam letih pecarian
Hampa dan semu
Bagai tikus kecil berlari diatas roda

Aku masih disini,
Tersudut diteluk senyap
Memandang langit imaji menerawang sendu
Saat gerimis mengguyur sepanjang hari
Menyembunyikan wajah bermuram durja
Sehelai tirai kabut tak tersibak

Aku masih disini,
Ditepi dermaga tempat ku berlabuh
Biduk pengharapan yang masih bersauh
Tempat sementara asa ku tambat
Entah sampai kapan,
Bendera hitam berkibar diatasnya
Diatasnya awan hitam menggumpal menggantung
Apakah ideologi telah mati?
Saat konsepsi penuh kilat dan guntur

Aku masih disini,
Entah sampai kapan tertahan
Meredam jiwa bergelora
Memendam gejolak hasrat
Maju berderap menuju nusa damai
Nusa indah taman hati

Dan nyatanya aku masih disini
Tetap tak beranjak
Kabut khayal masih saja menghalangi pandangan ku

Aku masih disini,
Tersesat dalam kegelapan hasrat dan keinginan
Kasih buta dan rasa memiliki
Sebuah ironi keresahan tak berjangka
Akankah berakhir dikeranjang sampah?
Entahlah,

Karena aku masih disini,
Menunggu sosok bayang mu disana
Biarpun jemari kita tak lagi berjabat erat
Tetap ku nanti kau melempar senyum kembali
Senyum manis yang selalu ku damba
Meski itu bukan milik ku lagi
Namun, karenanya aku rela mengoyak segala rasa
Karenanya aku masih disini,

Aku masih disini,
Sampai hembusan angin membawa segala,
Perasaan yang selama ini tersembunyi
Menyaksikan sandiwara yang kau lakonkan
Merasakan tragedi cinta penuh cemburu
Menghancurkan hati jatuh berderai
Hati yang memendam rindu
Hati yang membuat ku masih disini,

Aku masih disini,
Untuk sekedar mengucap terima kasih untuk mu, sayang
Terima kasih atas luka yang telah kau goreskan
Luka yang menabuh kembali genderang revolusi
Hanya dengan menepis benci dan dendam

Sukabumi, 12 desember 2008


Puisi 16:
BIDADARI KECIL

Tersenyumlah, adik ku manis
Tersenyum pada dunia yang murung
Kenakan tiara rangkaian mimpi indah mu,
Lalu, mainkan shimfoni dengan dawai pelangi
Perdengarkan pada mereka
Biar mereka tahu diri mu sejenis bidadari utusan dari surga

Sukabumi, 13 Desember 2008

Catatan:
teristimewa untuk "adik" ku gabrielle,


Puisi 17:
THE LAST MAN STANDING

Seberapa keras tinju mu terkepal?
Sanggupkah pukulan mu meluluh lantakan dada ini?
Menghantam hancur pendirian ku,
Sanggupkah engkau?

Dan seberapa kencang engkau sanggup menghembus?
Sanggupkah engaku memadamkan nyala dimata ini?
Mematikan semangat berkobar-kobar,
Sanggupkah engkau?

Siapapun dirimu disana,
Sanggupkah kalian melawan ku?
Aku disini!!!
Berdiri menantang durjana

Sukabumi, 14 Desember 2008

Catatan:
Jika kalian bukan kawan ku, berarti kalian adalah musuh ku. Pengkhianat!!!
kalian tak lebih dari sekedar pecundang busuk.


Puisi 18:
SI PERUNGGU DAN SANG PERAWAN

Lihatlah,
Ditangan si perunggu mawar lunglai layu
Tak kuasa mengucap cinta meski merahnya merekah
Pun sang perawan merasa berjaya
Serasa laku bidadari swargaloka

Lihatlah,
Sang perawan makin bertingkah masygul
Ditangan si perunggu pena melukis bait pilu
Puisi cinta bertinta darah dan air mata

Lihatlah,
Dua anak manusia itu berkasih bak mentari dan bulan
Saling bertaut namun tak jua bersua
Desir angin siang dan malam
Merintih dan mengeluh

Sukabumi, 16 Desember 2008

Catatan:
'kawan, menjadi orang yang patah hati bukan merupakan pilihan yang bijak dalam bercinta'


Puisi 19:
PESAN MANIS SANG BIDADARI

Wahai dirimu yang hadir pada gradien asa
Ku dengar selalu semilir bisik lembut mu
Menerpa hingga ke tepi angan yang berbatas
Menyelinap menelusuri sanubari
Dalam setiap hirupan hawa surgawi
Dalam setiap helaan nafas
Adalah kesahajaan yang terhembuskan
Pada pucuk pengharapan yang coba menyentuh langit
Menguji akar keteguhan mencengkram bumi
Memeluk erat si batu dengan kelembutan
Meluluhkan kerasnya hati ini

Sukabumi, 20 desember 2008

Catatan:
Atas perhatiannya, terima kasih wahai gadis diseberang mimpi


Puisi 20:
TENTANGMU SERUPA PAGI

Masihkah ada yang tersisa untuk ku,
Kerlip bintang timur di cakrawala sana
Ku angankan seperti mata mu kala terjaga
Masihkah binar itu menyertai

Masih adakah ruang di benak mu,
Untuk ku dengan ide mu yang seksi
Seperti embun di halaman rumah
Saat kita berbagi tentang semangat di awal hari

Masihkah diri mu berkenan,
Meluangkan waktu untuk ku
Meski akhirnya pagi dan diri mu harus pergi
Tapi paling tidak,
Aku tetap memeluk kesan manis itu

Sukabumi, 23 Desember 2008

Catatan:
Sesuatu yang berarti tak harus selalu tervisualisasikan


Puisi 21:
SETENGAH PURNAMA

Rembulan memantulkan cahya separuh hati
Menyayat pedih mimpi-mimpi yang ada
Dalam malam...
Dingin dan berkabut
Terdengar sayup sebuah lagu
Tralalala...
Tralalala...
Lalu, Aku ?

January 07, 2009

Catatan:
quo vadis?
manusia berfikir, tuhan tertawa...


Puisi 22:
PROKLAMASI CINTA

Pada sendja ...
Ku titipkan mimpi-mimpi tentang esok hari
Lalu, biar saja lembayung ini luruh
Tergantikan oleh hitam pada malam kita
Eratkanlah hendaknya genggaman jemari
Aku dan kamu, sang pelipur lara
Berjalan dibawah purnama sayu
Meniti garis menelusuri titik pagi yang pasti
Menyongsong gerbang fajar cemerlang
Harus kita pastikan saat itu milik kita

Sukabumi, 10 Januari 2009

Catatan:
Aku berdo'a semoga tidak ada kabut dan atau hujan di awal hari...


Puisi 23:
DIALEKTIKA SEPI

I

Demi masa-masa yang tercecer
Demi segala ambisi yang telah terbakar habis
Demi masa lalu yang hilang musnah
Apakah kesejukan itu harus pedih terasa ?
Manakala embun menetes di hati penuh luka
Untuk rasa nyaman itu
Untuk segalanya
Harus sebanyak apa lagi ku bayar ?
Berapa ?

II

"Quo vadis, quo vadis !!!
Terus menggema memekakan telinga
"Quo vadis, quo vadis !!!
Ya! aku mendengar
Aku tidak buta
Aku tahu!!!
Melankolisme adalah tembok ratapan
Sebuah romansa
Ah, itu hanyalah ilusi

III

Cogito ergo sum
Aku berpikir, kenapa luka itu masih tetap saja ada ?
Sebuah fatamorgana tentang panta rei
Tentang sungai yang mengalun dibawah rembulan
Maka, jangan menggoda ku untuk berpikir lagi
Aku muak dilena secawan logika

IV

Seperti waktu yang tak bisa menunggu
Aku pun harus terus berderap
Merayap,
Merangkak...
Bukankah hidup itu adalah gerak ?

Menyapa mu, malaikal maut, di malam ini
Digerbang kematian dibunuh sepi
Diatas luka-luka yang membusukkan hati
Apakah aku harus bergetar karena gentar ?

Saat asa merajai segala kepingan tingkah
Ku tunggu hingga genta batas waktu memenggalnya
Sudahlah, tak akan ku paksakan
Jika pendulum tak jua berayun

V

Aku, si anak hilang
Mencari ruang hati tempat untuk kembali
Untuk sekedar tertidur nyenyak dibalik selimut pengertian
Mencari jawaban dari segala kegelisahan yang ada
Memberi arti atas kata kecewa
Tentang kejujuran yang tertambat
Dan kebohongan adalah suatu pengkhianatan tak termaafkan
Meski konsepsi merupakan harga mati
Aku tetap menanti sang bidadari hingga berkata
Akankah larassatie sudi berkata
"Yakinlah..."

Sukabumi, 11-19 Januari 2009

Catatan:
"Pada malam-malam yang kelewat larut
Saat aku menarik diri dari garis orbitasi
Melambungkan selayang pandang
Menghabiskan secangkir kopi bersama mereka
(Hegel, Kirkegaard, Tan Malaka, Descrates, Marx dan Sarte)
Berbantah kata tentang trauma dan phobia
Trauma adanya di benak, sedang phobia ada di hati
Sebuah kesimpulan adalah "Dialektika Sepi"


Puisi 24:
BINTANG TIMUR

Embun masih saja belum menguap,
Gerimis pun telah tiba dalam rintiknya yang merinai
Bukit didepan rumah masih saja berkabut
Sepanjang siang, sepanjang malam
Dalam shimfoni yang membuat kepayang
Dengarkanlah, dengarkanlah, aku akan bertutur.....



PEREMPUAN HITAM ITU MONALISA

Aku lemparkan koinnya,
Segera setelahnya dia mulai bermain...

Pada pesona benaknya nan sexy,
Takjubkan aku menatapnya seolah bagai cakrawala tak berujung
Dia pun membatu,
Tak tergerak menunjukan dimana pangkalnya terletak

Akulah jelmaan Da Vinci !!!
Melukisnya seperti Monalisa serupa pagi
Gerangan kenapa dia lakukan itu ?
Membingkai diri dengan hitam, dengan malam



Ah, rupanya bintang timur menjelang
Lupakan sejenak rajah lukai hati....
Lupakan sekejap gurat grafiti lukai hati....
Buah tangan lembutnya,
Biarkan aku mendekap kesan itu selamanya...



Sukabumi, 17 Februari 2009

Catatan:
Prasasti tentang "gadis diseberang mimpi"


Puisi 25:
PRASASTI UNTUK SEBUAH PERUBAHAN

I
PROLOG

Mungkin ini hanya merupakan penulisan ulang dari naskah-naskah terdahulu
Sebuah re-definisi dari fundamental yang telah diletakan
Dan kalaupun mau dicari perbedaannya
Mungkin ini akan lebih bersifat pragmastis terhadap design yang futuristis
Diantara keduanya, yang kini, sedang dicoba untuk dikombinasikan secara harmonis
Satu sikap ? mungkin
Suatu sikap menghadapi keprihatinan atas rendahnya tingkat konsistensi dan follow up

Sebagian orang menyebutnya zona aman,
Sebagian lagi menyebutnya sebagai stabilitas,
Tapi, aku sepakat dengan Ari Lasso bahwa itu adalah suatu "keseimbangan"

Masih dalam rangka memperkokoh sendi-sendi untuk tetap solid dan mengkristal
Masih terbagi kedalam 3 (tiga) fase : perencanaan, implementasi dan evaluasi
Masih berharap akan lahirnya satu kedewasaan dalam berfikir dan bertindak
Masih berharap akan lahirnya rasa tanggung jawab
Masih berharap hal ini akan mengalir kearah jawaban atas harapan-harapan terdahulu


II
SUNSET TERAKHIR DI TELUK PALABUHANRATU

Aku merasakan beda memandang sunset itu kali ini
Aroma yang berbeda
Sensasi yang berbeda
Dari sudut pandang lain ku melihatnya
Bukan dibawah mercusuar, tempat biasa dimana aku mencurah segala gundah
Bukan pula di bebatuan karang, tempat ku berkasih-kasih semasa remaja
Bukan disana
Aku melihatnya disudut lain

Ku memandangnya
Petang ini
Mentari setengah tercelup kedalam samudera
Pelukan cakrawala tak jua kuat menahan lajunya
Laut jingga
Kaki langit menjingga
Sunset pun menghias pelupuk mata
Tapi kali ini ku merasa tak seperti biasa


III
KETIKA IBU KU MEMBERI MOTIVASI.....

Jangan khawatir, gadis itu menunggu disana
Tumbuhlah, nak
Persiapkan segalanya
Ibu percaya, kamu dapat melakukannya

Jangan pernah membayangkan dirimu begitu rumit
Segalanya tentang mu, Ibu mengerti
Dia pun pasti memahami
Jangan panik, hanya berlakulah dengan benar

Tak perlu terbebani dengan kemewahan asa
Kamu sudah benar
Kamu dengan impian sederhana mu itu
Walau kamu melihat jalan berliku menuju kesana
Tentu saja, itulah resikonya bukan???

Anak ku, akan tiba saatnya
Jika rumah mungil dan kebun yang luas itu telah ada
Seperti dalam mimpi mu
Dia kan hadir disamping mu
Dalam rumah dengan perpustakaan abadi

Dia akan memberikan kepada mu anak-anak yang sehat dan cerdas
Dia akan mendidiknya dengan baik
Menjadikan mereka seperti mu
Seperti anak ku, seperti mu

Kau akan menemukannya
Dia akan menyapa mu sehangat mentari pagi
Menentramkan mu dengan senyum tulusnya
Akan membebaskan mu dari kesendirian
Dari kesepian dan keterasingan

Pada saat itu, ketika telah tiba waktunya
Kamu akan seperti menggenggam dunia
Tak akan ada keinginan lain lagi
Kamu akan meraihnya
Buat Ibu mu ini bangga, nak
Ibu tahu, kamulah yang terbaik


IV
CATATAN AKHIR MASA INCUBASI

Tekanan tak akan lagi membuat aku berlari dan menjauh
Tak perlu termenung
Jika pendulum tak jua berayun
Serupa godot yang dinanti tak jua menampakan diri
Aku tak peduli

Yang terpenting adalah sebuah hasil akhir
Hasil dengan akhir aku bukan seorang pecundang
Karena terkurung kesepian sama saja berjabat tangan dengan kegetiran
Aku akan tetap berhias dengan senyuman
Meski ajal menjemput
Meski tidak ada bidadari penyelamat
Karena aku tau, swargaloka itu tidak pernah ada

Tetap berpegang pada cita-cita dan harapan
Tetap berpegang untuk segalanya
Menatap lurus kearah cita nun jauh disana
Saatnya kini aku berdamai dengan kenyataan

Tentang mimpi yang sederhana
Rasakanlah getarannya
Getaran yang terasa ketika penderitaannya dituai


V
TELAH TERJADI TRAGEDI

Kebanggaan telah layak disematkan padanya
Karena semua pesan telah dia sampaikan
Karena darah dan air mata telah dia tukarkan
Karena dia telah melakukan sesuatu

Dan tragedinya adalah dunia tak siap untuk menerima kenyataan seperti itu


VI
AKU ADALAH

Aku
Adalah yang menggenggam motivasi
menggenggam harap
Adalah yang menelan pahitnya kenyataan
Adalah yang tak akan pernah menjadikan tragedi sebagai sebuah akhir

Aku
Adalah yang telah menghadapi rentang waktu yang mengerikan
Adalah yang telah menjalani semua jenis kesendirian dan keterasingan
Adalah yang berada dalam ambisi untuk menggenggam sejenis dunia


VII
UMMI MADRASAT AL ULA

Hanya karena inilah ku berlutut dihadapan mu
Hanya untuk, aku dan kamu, bersama
Untuk menuntaskan arsitektur peradaban ini
Berlaku atasnya
Atas anak-anak kita, generasi kita

Hanya karena inilah aku memohon
Untuk menyelesaikan pembangunan arsitektur peradaban ini
Berlaku atas kita
Aku, kamu dan anak-anak kita
Melebur dalam fungsi kemanusiaan
Demi eksistensi sesuatu yang telah diajarkan
Agar berlaku menurut hakikat penciptaan kita


VIII
TAMAN PELIPUR LARA, DESIGN ITU TELAH ADA

Wahai engkau taman pelipur lara
Sang bidadari yang membasuh semua luka yang tergurat
Mendekatlah padaku
Kuingin selalu mendengar bisikan mesra mu
Bisikan yang meyakinkan ku
Engkaulah sang penghias kalbu

Wahai engkau taman pelipur lara
Puteri penghias mahligai
Yang bertahta dengan pengertian akan kegelisahan ku
Yang bertahta dengan pengertian yang meredam kecewa yang tercipta

Wahai engkau taman pelipur lara
Abadilah bersama ku
Bersama dalam gerak langkah yang kan kita lewati
Bersama dalam kejujuran yang menyatukan hati
Bersama dalam tarikan nafas dan detak nadi

Wahai engkau taman pelipur lara
Jadilah prisma dihati ku
Jadilah prisma yang mengurai idea-idea yang tercurah dari sel-sel kelabu ini
Mengurainya menjadi sejenis warna pelangi


IX
LELAKI INI

Lelaki ini yang kan kau dapati
Lelaki dengan komitmen yang tak mengenal kadaluarsa
Lelaki yang kan memberikan yang terbaik yang mampu dilakukan
Lelaki dengan keutuhan cinta yang paripurna

Lelaki inilah yang kan kau dapati




Sukabumi, 02 Maret 2009

Catatan:
Aku butuh dua tahun lagi untuk mempersiapkan segalanya
Aku butuh satu generasi untuk memperlihatkan hasilnya


Puisi 26:
PRASASTI UNTUK SEBUAH PERUBAHAN II

X
PROLOG SEBUAH EPILOG

AKu bukan sang pemimpi
Aku tak akan pernah bermimpi jika rasa takut masih menyelinap tuk meraihnya
Tidak akan pernah !!!

Ah, sebuah permulaan yang cukup ekstrem bukan ?

Di pagi tanpa kabut
Tanpa hawa dingin
Pagi yang cerah

Pagi itu kembali motivasi terpatri disini
Didalam dada
Lebih dalam dari tempat ma'rifat bersemayam
Ya, dilubuk fuad

Bukankah awal sebuah keberhasilan adalah restu ibu ?
Pagi itu aku mendapatkannya
Setelahnya insan yang melahirkanku itu mengalami koma,
kini, serasa aku dengan air mata ini membasuh sorga dikakinya

Ya, aku lelaki yang menangis
Bukan karena tak bisa menjenguknya dikala dia sakit
Bukan pula karena rasa rindu yang tak tertahankan
Bukan, bukan itu

Sekali lagi, akulah lelaki yang menangis
Menangis karena restunya
Karena mungkin aku tak bisa melihatnya lagi
Karena dia memantapkan ku untuk menatap lurus jalan yang masih terjal dihadapanku
Karena dia berucap bangga meski aku masih setengah jalan menuju pulau cita

Hari ini, kecuali pagi, sampai petang
Dalam langkah-langkah ku diantara paralelisasi rel kereta
Dalam langkah-langkah ku bertadabur bersama sang alam
Bertadaburnya dua makhluk ciptaan sang pencipta
Dalam orkestra dzikir pada tiap helaan nafas
Sang alam pun memperlihatkan tasbih yang jelas pada ku
AKu bersimpuh,
Bersujud atas segalanya tentang MU
Serupa Musa dibukit Tursina


XI
EPILOG

Tak akan pernah ada kata menunggu untuk sebuah kata sepakat
Setuju atau lupakan sama sekali
Kesempatan itu akan terus melaju
Melaju seperti anak panah lepas dari busurnya
Bergerak lurus menerobos waktu

Anggap saja untuk saat ini asumsi merupakan suatu kebenaran
Jikalaulah waktu menuntut suatu perubahan
Dari saat ke saat mengharuskan adanya suatu pembaruan
Lalu, kenapa kata tabu tidak dihilangkan dalam konteks percepatan ?

Ada apa dengan waktu ?
Apakah dunia akan berbeda dari detik ke detik ?
APakah lingkaran rutinitas itu adalah keabadian ?
Adakah arti untuk sebuah awal yang dipenuhi oleh optimisme yang membabi buta ?
APakah bunyi lonceng jam malam dapat menentukan arah sejarah ?
Seperti apakah momentum yang menandai saat-saat yang mengubah kehidupan ?

Tentang perubahan,
Tidak ada kata terlalu cepat
Tidak, jika kita mengenal Alexander The Great
Tidak pula ada kata terlambat
Tidak untuk Napoleon Bonaparte
Tidaklah terlalu kecil bagi sebuah aple yang terjatuh ke hidung Issac Newton
Namun, jangan tanya disini
Jika kemudian setelahnya mereka membawa kita kepada abad-abad kegelapan

Pernahkah terlintas jika sunset dikaki langit tidak indah untuk sebagian orang ?
Paling tidak bagi pialang di Wall Street
Dengan putus asa sedang meratapi index saham di senja penuh kesuraman
Menyaksikan mentari kapitalisme luruh tenggelam
Apakah ini berarti sosialisme akan berpesta ?
Mungkin juga tidak
Mungkinkah ini juga berarti sebuah perubahan ?
Perubahan yang muram bagi mereka

Perubahan adalah kepahlawanan ?
Mari kita berpikir untuk itu
Untuk ode yang bercerita mengenai manusia-manusia gagah berani
Untuk rasa ke-"teu honcewang"-an dan ke-"sumoreang"-an mereka
Untuk sikap "sinatria dilaga"
Untuk Semboyan "cadu mundur pantrang mulang mun maksud tacan laksana"
Untuk gegap gempita "sekali layar terbentang, surut kata berpantang"

Perubahan adalah pilihan hidup ?
Mari kita bergerak untuk itu


Sukabumi, 08 Maret 2009

Catatan:
Akhirnya hari ini, 13 Maret 2009, aku harus meninggalkan sukabumi,
tempat persemaian harapan, untuk mencari lahan yang subur untuk menanam tunas asa yang mulai tumbuh.


Puisi 27:
AKU TAKUT, SAYANG, SELIMUTILAH AKU.....

Rasa takut, sayang, bukankah setiap orang pasti memilikinya?
Ya, rasa takut itu...
Apakah serupa cinta yang platonis?
Entahlah...

Aku teringat akan sebuah novel yang ending-nya mengutip soneta Shakespeare, begini:
"...Dirimu untukku seperti makanan untuk hidup. Atau bagai hujan gerimis yang menyejukan tanah.
Dan aku tahu bahwa aku mencintaimu, ya, begitulah perasaanku..."

Nah,
Apakah rasa takut itu adalah rasa cinta?
Entahlah, aku tidak bisa menjabarkan

"Blitzkrieg, blitzkrieg!!!" teriak Hitler,
Dan Newton pun harus berterima kasih pada sebuah apel
Bahkan, Alexander yang agung sekalipun pernah mengalami kekalahan dalam berperang

Apakah rasa takut hanya dimaknai dengan kepanikan, kekalahan atau ucapan terima kasih?
Menurutmu bagaimana?

Sayang, izinkan aku meminjam curahan hati kierkegaard untuk merayumu,
" Engkau ratu hatiku yang tersimpan di lubuk hatiku yang terdalam, dalam kepenuhan pikiranku,
di sana ... ilahi yang tak dikenal! Oh, dapatkah aku sungguh-sungguh mempercayai dongeng-dongeng si penyair,
bahwa ketika seseorang melihat sebuah obyek cintanya, ia membayangkan bahwa ia sudah pernah melihatnya dahulu kala,
bahwa semua cinta seperti halnya semua pengetahuan adalah kenangan semata, bahwa cinta pun mempunyai nubuat-nubuatnya di dalam diri pribadi. ...
tampaknya bagiku bahwa aku harus memiliki kecantikan dari semua gadis agar dapat menandingi kecantikanmu;
bahwa aku harus mengelilingi dunia untuk menemukan tempat yang tidak kumiliki dan yang merupakan misteri terdalam
dari keseluruhan keberadaanku yang mengarah ke depan, dan pada saat berikutnya engkau begitu dekat kepadaku,
mengisi jiwaku dengan begitu dahsyat sehingga aku berubah (transfigured) bagi diriku sendiri, dan merasakan sungguh nikmat berada di sini."


Sudah jelaskah?
Ya, masih tentang rasa takut itu

Diabaikan seperti gelembung sabun yang akan lenyap ditelan lintasan waktu,
Ketika itu aku tahu bahwa biduk ini tak akan pernah menemui pelabuhan terakhirnya, pada senja itu, dia akan karam dalam kondisi remuk redam,
Karenanya prasangka buruk akan terus mencari hingga menemukan bingkainya,

Lalu? rasa takut itu?

Suatu sore berwarna lembayung. Langit yang cerah masih menyimpan sisa-sisa panas matahari. Angin yang bertiup dari selatan seolah membelai-belai.
Maka lembayung itupun seindah warna laut diatas kanvas sang pelukis. Sejuk, namun menyimpan kehangatan.

Lembayung simbol akan rasa takut?
Maaf, kali ini aku merasa keberatan!

Siang yang kering, sore yang basah. Kenapa pelangi tak lagi tercipta? kenapa fatamorgana-pun bertingkah angkuh dihadapanku?

Rasa takut adalah tanda akan tanya?

Rasa sayang kita ternyata tak cukup untuk menyatukan kita. Paling tidak, menurut ibumu, masih banyak yang lain asal bukan aku.
Lelaki yang baik, dalam pemikiran ibumu, lelaki manis yang disukai calon mertua. Lelaki yang mapan, meyakinkan memiliki masa depan yang menjanjikan,
lelaki yang baik...

Rasa takut sudah merupakan ciri lelaki yang baik?

Inikah hari peradilan dari setiap hubungan, vonisnya tergantung dari isi periuk nasi kita?

Rasa takut terhadap isi periuk nasi?

Sudah, berhentilah untuk terus mempertanyakan karena sayup-sayup aku mendengar lengkingan suara freddy mercury menyayat-nyayat atmosfer,
"...bring it back, bring it back, don't take it away from me because you don't know what it means to me..."


Margo City-Depok, 25 Juli 2009

Catatan:
Tersenyumlah kamu dineraka sana, Freud!!!


Puisi 28:
PAGI SURAM UNTUK GADIS MURAM

malam telah berlalu...
tidak terlalu indah, dingin dan sunyi
gadis itu bersikap seperti sphinx yang misterius
wajahnya yang muram tak pernah berubah,
memandang sedih pada horison yang membentang luas, berkilauan embunnya terkena matahari pagi
mencoba menembus pemikiran-pemikiran yang berlalu-lalang

kesulitan selalu menyertai,
telah terlalu lama menginjaknya
menenggelamkan dirinya dalam buaian palsu
kini, dia hanya mengharapkan diberi kesempatan kedua
meskipun aku tahu, itu bukanlah kesempatan terbaik baginya

dia memandangku dengan mata yang bersinar
diantara seribu perempuan yang mengelilingiku, hanya matanya-lah yang menunjukan ketulusan

gadis itu memiliki hati dan pikiran, sayang dia tidak dianugerahi keteguhan
gadis itu tidak memiliki cinta

Plaza Jambu Dua, 30 Juli 2009


Puisi 29:
TENTANG SEORANG LELAKI YANG MENYUSURI SUATU JALAN DISUATU MALAM DI BULAN SEPTEMBER

I
HATI, LAUTAN YANG BERGEJOLAK

malam begitu senyap,
diantara suara angin musim kemarau berhembus mencekam,
diantara suara goresan-goresan pena yang membuat tulisan,
baris demi baris diatas kertas
dengarkanlah...
dengarkanlah jantungku berdegub
dengarkanlah nadiku berdetak
dengarkanlah darahku berdesir
dengarkan getar kerinduan,
dengarkan getar qurun yang kita dambakan...

tak bisakah kau meraba gejolak hatiku?
lihatlah dengan cara berpikir yang bijaksana dan berbudaya
meskipun itu hanya sebuah rasa simpati yang abstrak
atau serangkai kata-kata konvensional yang menawarkan persahabatan, cukuplah bagiku
sejujurnya, aku tak pernah peduli pada mereka
biarkanlah mereka yang bicara terus berbicara
biarkan pikiran dengan hatinya terus bercakap-cakap
rangkaian perkataan yang diucapkan berapi-api
sebuah usaha agar ekspresinya jelas terlihat
karena hidup bukan hanya melulu mengenai kebusukan yang disembunyikan dibalik jubah kebijakan
tidak pula hanya mengenai tawa yang bertujuan menunjukan si empunya suara adalah orang yang lantang lagi gagah berani
dan mereka kira yang telah mereka lakukan itu sebuah revolusi?
apa yang bisa diperbuat oleh barisan yang jalan ditempat?
meskipun belenggu euforia heroisme selalu mengusik
tak tahu kenapa itu selalu mengganggu
tapi biarkanlah...
karena kita tahu, mungkin, superioritas bukan untuk dijadikan bahan propaganda
bukankah yang demikian adalah untuk ditindaki?


II
MASA LALU TELAH BERLALU

selalu ada bayangan dimana-mana,
itulah yang terjadi selama ini disini...
bayangan samar melayang dalam kekelaman malam
antara nyata dan tak ada, demikianlah adanya
seperti perahu yang berlayar menembus kabut
ditengah penyesuaian terhadap fase-fase kehidupan
membebaskan hidup dari sketsa imajinasi

usia muda,
tidak ada yang lebih baik dari usia muda
kita bisa hidup dalam fantasi sesuka kita
kadang-kadang aku masih merindukanya
ya! merindukannya
merindukan gairah delapan tahun yang lalu yang masih akrab pada setiap tarikan nafas
gairah yang ditimbulkan oleh emosi yang meledak-ledak
juga gairah yang ditimbulkan oleh ketidaksabaran
perasaan yang tidak pernah mengizinkan untuk sikap menunggu

apakah ini sebuah pekerjaan seorang arkeolog,
selalu menggali kenangan-kenangan lama?
sayangnya, semua mimpi-mimpiku hitam putih dan bisu


III
MEREKA YANG SEDANG ASYIK BERCINTA

sisa-sisa panas matahari yang membakar masih terasa
kerongkongan masih saja kerontang
kering...
kering...
kering...

sebuah semangat yang terlalu baik menerima kekalahan
tak ada kehidupan lagi dalam dirinya
biarkan yang terbaik menang dan ia terlihat seperti lelaki yang terluka,
ia benar-benar menginginkannya,
lalu lelaki lain datang dan membawanya pergi...
akhir dari sebuah hidup yang tak berguna
yang sia-sia

ini bukan kisah remaja yang menamai semua perasaan yang berkonotasi baik pada lawan jenisnya sebagai cinta
ini adalah mengenai kelanjutan suatu siklus manusia dan kemanusiaannya



IV
SEDIKIT PERGULATAN MELAWAN TAKDIR

disaat kita sudah memilih jalan hidup kita masing-masing,
selanjutnya kita harus menjalaninya...

peristiwa demi peristiwa terjadi sepertihalnya adegan-adegan dalam melodrama yang membosankan
layaknya sebuah lingkaran yang membosankan
lingkaran pelangi berwarna hitam
apakah ini lebih menyerupai seorang pengasingan yang berjalan-jalan menelusuri kebun kentang di siberia?
sesosok tubuh yang dikuasai oleh otak
yang dikontrol oleh intelegensia sepenuhnya

faktanya, kita tidak pernah bisa menghapus masa lalu seperti tidak bisanya kita lari dari kenyataan
keriuhan lontaran-lontaran lelucon yang tak lucu


V
JIKA AKU JATUH CINTA (LAGI)

sebagai seorang lelaki,
cukuplah keteguhan hati menjadi teman dan penentram jiwa
kini keteguhan hati ini ingin menunjukan ujudnya
keteguhan yang naif menggelitik hati

menyelami hati seorang gadis
menyelami dasarnya,
menelusuri palung-palungnya,
mengelus tabir hidupnya hingga tergetar

mempertautkan keduanya,
mempertautkan tujuan kedalam angan yang diidamkan
mempertautkan otak dan hati hingga melebur

aku akan membawanya kebawah sinar bulan yang terang,
yang dapat menghidupkan kecantikannya menjadi tiada tara
sesuatu yang melekat padanya yang membuat pandangan tidak bisa melewatkan begitu saja
membuat mata tertarik untuk memandangnya dan memandangnya lagi
mungkin terlalu berlebihan jika menganggapnya mirip sang peri
tetapi kesan yang dipancarkannya lebih real dari pada gadis-gadis cantik sekalipun


semburat naluri tentang kesempurnaan,
bagai sebuah karya seni berlabel masterpiece
gadis yang menampakan diri seolah dia adalah ratu perancis yang sedang duduk disinggasananya

apakah semua lelaki selalu percaya pada segala hal yang ingin dipercayainya?
menyentuh kesendirian
kembali dengan penuh harapan
buah pikiran dari otak yang cemerlang


VI


bukan,
ini bukan mengenai kulit luar yang terus menerus tergerus radiasi sinar ultra violet dan tergesek-gesek partikel yang berlalu-lalang
ini hanya serupa debu diangkasa,
dihempas angin,
dihembus bayu...

ada begitu banyak kawan didunia ini
selalu ingin mengatur hidup orang lain
memberikan saran

kejujuran yang masih tersisa dalam sanubari membatalkan niatan itu
tidak,
aku cukup tahu diri
aku tidak serupa anjing,
yang masih menggonggong disaat terjepit,
atau yang akan langsung menggigit disaat dilepaskan...
aku bukan orang yang kan meminta jantung setelahnya diberi hati...
aku tidak pernah menjadi serakah,
karena aku akan selalu mencukupkan diri terlebih dulu sebelum perencanaan-perencanaan dijalankan...
dan apa yang akan aku temui disana? bukan perkara keberhasilan ataupun kegagalan,
aka tetapi aku akan menemui sebuah pengalaman hidup dengan tanpa ada kata penyesalan,
bahkan untuk kesalahan yang paling tragis sekalipun



jalan pemda-bogor, 18 september 2009

Catatan:
prasasti untuk gerbang "udz'khuluu fissilmi kaafah"

02512263737-08770350092

Puisi 30:
KARENA DIRIMU TERCIPTA UNTUKKU, MENDEKATLAH DAN YAKINKAN DIRIKU

duhai dinda, terimalah genggaman tanganku
jika ini akan diikat oleh pelangi menjadi abadi
dan hanya jika seperti mercusuar mengundang sampan tuk bersauh
bukalah hatimu, lalu biarkan aku bersama setia ini luruh padanya...

duhai dinda, berdirilah disampingku dan mulai samakan langkah
jika memang kau yakin mentari asa adalah milik kita
dan hanya jika berderap seperti serdadu berparade menuju nirwana
lalu, kita akan menyanyikan ode tentang epos cinta kita
melengking membelah angkasa
meredam hymne nyinyir akan ironi kau dan aku
ironi tentang punguk merentang busur, membidik purnama

duhai dinda, lihatlah pagi telah menjelang
bukan lagi malam berselimut mimpi terselubung temaram



Parung-Merdeka-Batutulis-Sukasari-Warung Jambu-Depok, 30 Oktober 2009
Sebuah Prasasti untuk "Melati Berkerudung Awan Bercadar Embun"

Catatan:
Terima kasih untuk Neka Tragedinita,
ade yang selalu menyemangati aa-nya ini untuk terus mengejar gadis diseberang mimpi,
yang selalu mau berbagi cerita, yang selalu memberi inspirasi,
yang telah menrjemahkan adegan balkon-nya romeo and julliet,
dan yang lain-lainnya...
"ma'af ya de, ini bukan puisi romantis.
soalnya sulit bikin puisi romantis diakhir bulan dan objeknya masih imajiner, hehehehe....."


Puisi 31:
BIDADARI HIDUPKU

cantik,
izinkan ku tuk mengagumi mu
selamanya, disisa umur ini
menjadi fragmen terindah dalam epos hidupku
meski mungkin mekar kuntum mu bukan untuk ku

cantik,
janganlah dulu berpikir tentang akhir dari cerita kita
karena ku harap masih bisa menggenggam tangan mu
meski tali abadi tak bisa ku janjikan
disaat kita melihat mentari terbenam
dimana kita menatapnya dibebatuan karang
menatap cakrawala men-jingga
lalu, kita telusuri butir-butir pasir kelabu sepanjang pantai
dan biarkan ombak menjilati kaki telanjang kita
membiarkan mimpi-mimpi menari
tanpa peduli apakah kan menjadi nyata atau tidak

cantik,
mungkin hanya bahu ini yang bisa ku tawarkan
mungkin suatu saat nanti kau sudi menangis disini, mencurahkan segala rasa
meski air mata itu bukan untuk ku
paling tidak kau harus tahu betapa berartinya dirimu

cantik,
berulang-ulang rekaman do'a ini ku perdengarkan
berisi harap yang ku senandungkan penuh kasih sayang
kasih sayang dalam arti seluas-luasnya
seluas semesta angkasa
mengitari ufukil a'laa
menembus ruang waktu
semoga tersampai di shidratil muntaha
semoga berhembus dimensi menggiring kasih pada mu, pada ku
semoga dipulau cita kembali bersua


Depok, 09 Nopember 2009 04:20 WIB
Prasasti untuk Eka Nurjannat


Puisi 32:
SEPOTONG DO'A DI LORONG MALAM, SENANDUNG HARAPAN ATAS HADIRNYA SANG DEWI DI HIDUP KU

dewi ku,
bukannya ku tak santun jika dikau ku kagumi
mengagumi kecantikan goresan Ilahi diwajah mu yang tampak jelas
inginnya ku hiasi benak mu dengan tiara konsepsi agung
tiara madrasat al ula bertahtakan permata pelipur lara

dewi ku,
kenapa kasih ini getarnya begitu tak lazim
ku temukan serupa pantulan patah menuju binar mata mu
gerangan ini sejenis karunia Sang Khaliq pada hamba-Nya yang pandir ini
wahai Pembimbing ku, giringlah kasih bagi kami agar bisa menjadi penyanjung hidup menurut-Mu

dewi ku,
lancangkah kiranya aku jika berlutut dihadapan mu
untuk meminta mu, untuk bersama
untuk menuntaskan arsitektur peradaban ini
berlaku atas-Nya
untuk anak-anak kita, generasi kita, sebagai ghulaman zakiyya

dewi ku,
hanya karena inilah ku beranikan diri untuk memohon
untuk menemani ku menyelesaikan pembangunan arsitektur peradaban ini
menjadi sejenis perikatan hidup kita berlaku atas-Nya
aku, kamu dan anak-anak kita
melebur dalam fungsi kemanusiaan
demi eksistensi sesuatu yang diajarkan Sang Pencipta melebur pada kita
melebur melalui proses menuju kesudahan terakhir sebagai baitti jannati bagi kita
semoga menjadi menurut hakikat penciptaan kita

dewi ku,
apakah harap ini bias jika menghendaki mu sebagai taman pelipur lara
karena ku yakin dikau jelmaan bidadari, gadis diseberang mimpi
sang pembasuh semua luka yang pernah tergurat

dewi ku,
mendekatlah pada ku
adakah kiranya dikau sudi menghembuskan semacam bisikan mesra
bisikan yang dapat meyakinkan ku
engkaulah sebagai penghias kalbu

dewi ku,
apakah asa ini hampa jika menhendaki dikau sebagai taman pelipur lara
menghendaki mu sebagai penghias mahligai
yang bertahta dengan pengertian sebagai penentram dari kegelisahan yang dulu pernah tercipta
yang bertahta abadi bersama ku
bersama dalam gerak langkah yang kita lewati
bersama dalam kejujuran yang menyatukan hati
bersama dalam tarikan nafas dan detak nadi

dewi ku,
jadilah prisma dihati ku
jadilah prisma yang mengurai idea-idea yang tercurah dari sel-sel kelabu ini
mengurainya menjadi sejenis warna pelangi

dewi ku,
lelaki ini yang kan dikau dapati
lelaki dengan komitmen yang tak mengenal kadaluarsa
lelaki yang akan memberikan yang terbaik yang mampu dilakukan
lelaki dengan keutuhan cinta yang paripurna dalam keterbatasannya

dewi ku,
semoga Allah berkenan membimbing kita
menunjukan jalan-Nya yang terbaik bagi masing-masing kita


Depok-Senin, 09 Nopember 2009 22:16 WIB
Prasasti untuk "Eka Nurdjannat"


Puisi 33:
UNTUK MU SANG PENGHIAS KALBU, KU PERSEMBAHKAN SEGUMPAL RASA BERLABEL CINTA

pagi ini,
ku menyerah tanpa syarat
tak berdaya ditundukan sederet serdadu rindu yang berbaris
benar-benar ku tak kuasa
tak kuasa membendung gelombang pesona mu yang bagaikan tsunami mendera
membuat ku harus terus menyelam
menelusuri palung-palung imaji terdalam
andai kau tau, sayang...
inilah yang ku namakan sebagai cinta


Depok-Rabu, 10 Nopember 2009 17:10 WIB
Sebuah prasasti untuk "Eka Nurdjannat


Puisi 34:
KAU DAN AKU, SESAAT SEBELUM KABUT MENJADI EMBUN

Sayang,
Beri aku genggaman keyakinan ter-erat yang kau punya
Biar riak-riak bimbang pergi dan malu tuk kembali

Sayang,
Tatap mata ku...
Adakah disana kau temukan sebentuk kepalsuan?
Ataukah telah tersemai ragu dihati mu?

Sayang,
Bersandarlah dipundak ku...
Curahkanlah segala rasa yang ada
Meski aku bukan Musa yang gagah perkasa
Paling tidak, selayak rembulan dan gemintang yang saling berbagi malam
Kita, kau dan aku, bisa saling meneguhkan

Sayang,
Tersenyumlah untuk ku...
Senyuman termanis hanya untuk ku
Agar ku tahu pada mu lah mimpi-mimpi masa depan ku titipkan


Disuatu tempat disisi hati-Selasa, 24 Nopember 2009
Bersama semburat sang fajar memahat prasasti tentang "Eka Nurdjannat"

Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu untuk usaha mikro: Sebuah eksperimen

Tulisan berikut adalah bagian dari business plan yang sedang disusun.


OPERATION PLAN

Memilih Lokasi Usaha (Choose Effort Place)

Lokasi usaha untuk membuka Toko Obat ini haruslah lokasi yang strategis, dalam artian lokasi dimana terdapat banyak calon pembeli atau berhubungan langsung dengan calon pembeli. Beberapa hal penting yang akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan lokasi usaha, sebagai berikut:

  1. Lokasi usaha dilalui jalur transportasi dua arah. Sebaiknya lokasi berada disisi sebelah kiri karena itu merupakan jalur orang pulang kerja. Perhatikan pula kepadatan penduduk pada masing-masing sisinya. Hindari memilih lokasi di jalur cepat atau jalan protocol.
  2. Sosio antropologis penduduk setempat, seperti: tingkat perekonomian, kepadatan, mata pencaharian, perbandingan penduduk asli dengan pendatang, tingkat pendidikan dan pengetahuan.
  3. Lokasi didekat fasilitas umum dan atau dipusat usaha/perdagangan.
  4. Tingkat keamanan dan kenyamanan dilingkungan sekitar lokasi usaha.
  5. Intensitas kesibukan penduduk dan akses transportasi.
  6. Ketersediaan tempat parker.

Tahapan Mencari Lokasi Usaha (Stage Looks for Effort Location)

  1. Survei

Survei akan dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari yang bertujuan untuk dapat mengasumsikan potensi keramaian daerah tersebut dan juga untuk dapat mengetahui tingkat persaingan usaha sejenis didaerah itu.

  1. Analisa potensi pasar

Mempelajari aktifitas manusia didaerah tersebut merupakan tahapan selanjutnya yang kemudian akan dijadikan bahan untuk membuat klasifikasi pasar berdasarkan tingkatan ekonomi. Hal ini dijadikan sebagai referensi dalam menentukan target pasar dari usaha yang akan dijalankan.

  1. Aksesbilitas

Melakukan pengamatan dan mempelajari aktifitas transportasi disekitar lokasi usaha untuk mendapatkan referensi jalur transportasi serta asumsi cara publikasi/promosi yang tepat dan efektif kepada calon konsumen.

  1. Keamanan dan kenyamanan

Mencari informasi secara menyeluruh mengenai daerah tersebut, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap keamanan dan kenyaman usaha, karyawan konsumen/calon konsumen.

Sistem Operasional

System operasional didesain untuk mencapai tujuan mengendalikan proses operasional sehingga usaha memiliki standar/prosedur yang jelas dalam menjalankan kegiatannya. Dengan adanya standar/prosedur tersebut diharapkan tercipta konsistensi out put, berupa pencapaian sasaran usaha, yang terdiri dari: sasaran keuangan, kepuasan pelanggan, penguasaan proses operasional yang efektif dan efisien, pembelajaran dan pertumbuhan.

  1. Pengendalian supplier, pembelian dan pengadaan barang

Pengendalian supplier, pembelian dan pengadaan barang mutlak dilakukan berdasarkan pertimbangan factor kualitas, harga dan kesinambungan pasokan/pengadaan (quality, cost and delivery). Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan barang yang berkualitas baik dengan jaminan kesinambungan pasokan/pengadaan dan harga yang kompetitif. Pembelian barang diutamakan dengan cara pembayaran tempo (due payment) dan atau konsinyasi (consignment).

  1. Pengendalian persediaan barang

Persediaan barang sangat penting dilakukan karena menyerap sekitar 40% dari investasi. Pengendalian persediaan barang dilakukan supaya jumlah barang yang harus disediakan dan waktu barang tersebut harus disediakan dapat terkendali. Hal ini untuk menghindari penumpukan barang di gudang, kehabisan persediaan, perubahan harga. System pengendalian persediaan dibangun untuk dapat mengakomodasi pengklasifikasian persediaan dalam kategori berdasarkan kebutuhan dan menjaga keakurasian pencatatan persediaan.

Kategori klasifikasi persediaan barang bias berdasarkan tingkat kesinambungan sirkulasi keluar masuk barang tersebut (trend penjualan).

Untuk menjamin keakuratannya, maka pencatatan persediaan didesain agar dapat memperlihatkan laporan berupa: persediaan awal, persediaan akhir (data harus selalu di up date), rekapitulasi barang (barang yang diterima, dikeluarkan maupun di-retur).

Kebijakan pengendalian persediaan barang tersebut diatas akan diterapkan dengan mengadopsi JIT (Just In Time) inventory system.

Pengendalian persediaan juga mengatur mengenai penyimpanan barang digudang dan atau di toko/display. Supaya tertata dengan baik maka penyimpanan barang menerapkan system FIFO (First In First Out), selain 5 P (Pemisahan, Penyimpanan, Pembersihan, Pemeliharaan, Pembiasaan) dan penetapan critical point untuk suatu jenis barang yang rentan terhadap kondisi tertentu.

  1. Pengendalian penjualan

Pengendalian penjualan meliputi analisis, penelaahan dan penelitian terhadap pelaksanaan Marketing Plan dalam mencapai volume penjualan yang dikehendaki dengan biaya yang wajar. Penjualan harus dikendalikan agar dapat dicapai hasil pengembalian sebaik-baiknya atas investasi. Secara terperinci hal ini akan dibahas dalam point Marketing Plan.

  1. Jaminan kualitas dan pengawasan proses operasional

Jaminan akan kualitas memungkinkan barang berada pada tingkat paling ekonomis dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan secara keseluruhan. Kegiatan penjaminan kualitas, yang meliputi pengendalian kualitas dan pemastian mutu, bertujuan supaya konsumen memperoleh barang dengan kualitas terbaik.

Pengawsan proses operasional diperlukan untuk membantu manajemen dalam memberikan informasi yang akurat, tepat dan cepat demi menjaga kelangsungan usaha. Pengawasan terhadap jalannya proses operasional dapat membantu memastikan system yang sedang dijalankan efektif dan terkendali.

  1. Analisa data, tindakan perbaikan, pencegahan dan peningkatan berkelanjutan

Setiap proses tahapan operasional dicatat dan didokumentasikan. Catatan dan dokumen tersebut dikendalikan untuk selanjutnya dijadikan bahan analisa data. Melalui analisa data, dapat dilihat kesesuaian antara standar operasional dengan proses aktualnya.

Jika terjadi suatu penyimpangan, analisa data dapat menyajikan identifikasi permasalahan yang timbul, factor-faktor penyebab terjadinya dan kemungkinan-kemungkinan tindakan perbaikan yang dapat diambil serta efektifitas tindakan perbaikan yang dilakukan.

Lebih jauhnya, analisa data dapat menggambarkan suatu gejala umum dari suatu penyimpangan dalam proses operasional. Dengan demikian, dapat diambil langkah supaya potensi penyimpangan tersebut tidak menjadi masalah dengan mengambil tindakan pencegahan.

Dari pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan dapat mengarahkan kita kepada peningkatan yang berkelanjutan, sehingga proses operasional dapat berjalan secara efektif dan efisien.

  1. Pengendalian Sumber Daya Manusia

Pengendalian sumber daya manusia adalah suatu proses terpadu dalam strategi untuk mendapatkan, memanfaatkan, mempertahankan dan meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan sekarang dan perkembangan yang akan dating.

Pengendalian sumber daya manusia meliputi proses rekrutmen, pelatihan, pengidentifikasian skill map personil dan penetapan job description.

Dengan terkendalinya sumber daya manusia, diharapkan pekerjaan atau tugas-tugas guna mencapai sasaran usaha yang sudah ditetapkan dapat berjalan secara optimal.

  1. Tinjauan manajemen

Manajemen secara periodic melakukan tinjauan terhadap kesesuaian antara proses-proses yang dijalankan dengan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

Peralatan dan Fasilitas

Peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang operasional Toka Obat ini adalah, sebagai berikut:

  • 1 unit toko
  • 1 unit gudang
  • 1 set etalase untuk display
  • 1 set rak
  • 1 set meja kursi untuk kassa
  • 1 set stampel dan alat tulis kantor lainnya
  • 1 unit PC
  • Tempat parkir
  • 1 set papan reklame
  • 1 set pallet

Peralatan dan fasilitas tersebut diatas masih bisa didesain dalam menjaga efektifitas dan efesiensi operasional Toko Obat yang akan dijalankan nantinya.

Organisasi dan Manajemen

Job description

  • Pengelola

Pengelola bertugas membawahi dan mengawasi bagian-bagian yang menjalankan proses manajemen, proses operasional dan proses pendukungnya. Dengan kata lain, pengelola inilah yang akan membawa dan mengarahkan usaha Toko Obat ini mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

  • Bagian Administrasi dan Keuangan

Bagian administrasi dan keuangan memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

Membuat Laporan Keuangan (neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan modal) dan melaporkannya kepada pengelola secara periodic.

Bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen dan catatan pada proses manajemen, proses operasional maupun proses pendukungnya serta melakukan analisa data sebagai salah satu bahan pengelola dalam melaksanakan tinjuan manajemen.

Membuat program rekrutmen sesuai dengan kebutuhan perkembangan usaha dan merancang system pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada supaya memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dari program pelatihan tersebut, kompetensi sumber daya manusia yang tersedia harus tergambar dalam bentuk skill map.

Mempersiapkan bahan tinjauan manajemen dan memverifikasi tindaklanjutnya, dalam hal ini termasuk memverifikasi tindakan perbaikan, pencegahan dan peningkatan yang berkelanjutan.

Membuat metoda yang dapat mengukur tingkat kepuasan pelanggan.

  • Bagian Gudang

Tugas bagian gudang melakukan hubungan dan atau komunikasi dengan pihak supplier, menerapkan JIT (Just In Time) inventory system, FIFO (First In First Out) dan 5 P (Pemisahan, Penyimpanan, Pembersihan, Pemeliharaan, Pembiasaan) dalam melakukan pengendalian persediaan serta berkoordinasi dengan Penjaga Toko dalam melakukan penjaminan kualitas barang mulai diterima dari supplier hingga sampai ke tangan pelanggan.

  • Penjaga Toko

Membantu bagian gudang dalam penerapan JIT (Just In Time) inventory system, FIFO (First In First Out) dan 5 P (Pemisahan, Penyimpanan, Pembersihan, Pemeliharaan, Pembiasaan) dan penjaminan kualitas barang.

Mencatat volume penjualan dan melaporkannya kepada pengelola melalui bagian administrasi dan keuangan.

Melakukan pelayanan kepada pelanggan dengan 3 S (Senyum, Salam, Sapa).

  • Sales Motoris

Melakukan terobosan-terobosan dalam mengembangkan daerah pemasaran baik langsung ke konsumen, pengecer ataupun menjajaki kerja sama dengan tenaga kesehatan.

Struktur organisasi dan job description tersebut diatas disusun dalam rangka memperjelas alur kerja (memperjelas tugas dan tanggung jawab), meskipun demikian dalam prakteknya tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dirangkap dan dilaksanakan hanya oleh beberapa personil saja (minimal 2 personil, tidak termasuk personil untuk sales motoris).

Standar Kompetensi

  • Pengelola

Memiliki jiwa kepemimpinan, jiwa wirausaha, inovatif, mengetahui proses operasional, proses manajemen dan proses pendukungnya.

  • Bagian Administrasi dan Keuangan

Menguasai manajemen sumber daya manusia, system manajemen mutu dan dapat membuat laporan keuangan.

  • Bagian Gudang

Menguasai teknik negosiasi, memiliki hubungan denga supplier, menguasai JIT (Just In Time) inventory system, FIFO (First In First Out) dan 5 P (Pemisahan, Penyimpanan, Pembersihan, Pemeliharaan, Pembiasaan) dan memiliki pengetahuan mengetahui kualitas obat.

  • Penjaga Toko

Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan memiliki wawasan mengenai obat.

  • Sales Motoris

Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan memiliki wawasan mengenai obat

Manajemen
Proses operasional, proses manajemen dan proses pendukung merupakan proses internal sebagai salah satu alat bantu dalam mencapai sasaran usaha yang ditetapkan, terutama sasaran meraih kepuasan pelanggan dan sasaran pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian, pengelola dapat merumuskan sasaran yang dilengkapi dengan indicator yang seimbang dan saling memiliki keterkaitan (antara sasaran untuk mencapai kepuasan pelanggan, sasaran financial, sasaran pembelajaran dan pertumbuhan, serta sasaran proses internal). Sehingga pengelola dapat merencanakan sasarannya dan investor tidak ragu untuk menanamkan uangnya.