Senin, 22 Februari 2010

ILUSI YANG TAK BERJEJAK


februari ini hadir tanpa cita rasa
seperti kekasih dengan senyumannya yang tersamar
sepertinya aku, kau dan mereka membeku dalam perenungan
hingga hasrat akan mawar merah jambu pun lunglai layu
diterpa semilir pembawa awan hujan yang siap menumpahkan segala kepedihan
dan tahukah kau?
selalu ada kasih sayang disini, dihati ini
disaat kertas-kertas bertuliskan definisi cinta yang seperti bayangan
bayangan yang berkacak pinggang dibelakang mu itu,
bayangan penghisap yang haus darah
mereka berkata,
mungkin itu benar...
kemungkinan ini sejenis roh-roh halus yang bergentayangan
dan rasa ini kandas oleh tepukan dada yang membuat ku muak
itukah mau mu dibalik tangis yang syahdu?
laksana meteorit menghujani lembah dijiwa hingga menggelepar
lalu?
karena aku kan ke utara membelah horison senja
ucapkan saja salam pada ilalang
selagi hujan memberinya semangat perlawanan
desing dan desau membahanakan frase-frase tentang ironi yang patriotik
jika saja dunia ini dirajut oleh sulaman rasa
pada perandaian semua jalinan belaka dari anyaman emosi yang menggebu
katakan,
katakanlah...

Disuatu tempat, 22 Februari 2010
Prasasti untuk sebuah perjalanan

0 komentar:

Posting Komentar